SEJARAH
PERTUMBUHAN ADMINISTRASI NEGARA
Administrasi sebagai ilmu pengetahuan (science) baru
berkembang sejak akhir abad yang lalu (abad XIX), tetapi adminitrasi sebagai
suatu seni (art) atau administrasi dalam praktek, timbul bersamaan
dengan timbulnya peradaban manusia. Sebagai ilmu pengetahuan, administrasi
merupakan suatu fenomena masyarakat yang baru, karena baru timbul sebagai suatu
cabang dari I1mu-ilmu Sosial, termasuk perkembangannya di Indonesia. Sekalipun
administrasi sebagai ilmu pengetahuan baru berkembang di Indonesia, dengan
membawa prinsip-prinsip yang universal, akan tetapi dalam prakteknya harus
disesuaikan dengan situasi dan kondisi Indonesia dengan memperhatikan
faktor-faktor yang mempunyai pengaruh (impact) terhadap perkembangan
ilmu administrasi sebagai suatu disiplin ilmiah yang berdiri sendiri.
Pengembangan di bidang administrasi dalam rangka peningkatan
kemampuan administratif (administrative capability), bukan saja
diperuntukkan dalam lingkungan pemerintahan saja, tetapi juga bagi
organisasi-organisasi swasta, terutama dalam rangka pelaksanaan pembangunan
nasional.
Walaupun administrasi telah ada sejak
zaman dahulu kala, yaitu sejak adanya dua orang manusia yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan yang mereka sepakati, belumlah berarti bahwa administrasi pada
zaman itu sudah merupkan ilmu. Administrasi dan manajemen lahir pertama kali
sebagai seni yang kemudian berkembang menjadi ilmu.
Adapun tahap-tahap perkembangan
Administrasi dapat dikemukakan sebagai berikut:
A. Perkembangan Administrasi dan Manajemen sebagai Seni
Pekembangan
administrasi dan manajemen sebagai seni meneurut Siagian (1977)
dapat dibagi menjadi 3 fase utama yaitu :
1.
Fase Pra Sejarah yang berakhir pada tahun 1
masehi.
2.
Fase Sejarah yang berakhir pada tahun 1886, dan
3.
Fase Modern yang dimulai pada tahun 1886 dan
yang masih berlangsung hingga sekarang ini.
Fase Pra Sejarah
Banyak bukti-bukti yang menunjukkan
bahwa prinsip-prinsip Administrasi telah dilaksanakan pada fase sejarah ini,
meskipun mungkin masyarakat purba pada masa itu tidak secara sadar
melaksanakannya.
Beberapa
peradaban yang dapat di gunakan untuk melacak fenomena-fenomena administrasi
dan manajemen serta prinsip-prinsip yang telah dijalankan sebagai bukti-bukti
perkembangan administrasi dan manajemen dalam kurung waktu fase sejarah adalah
sebagai berikut :
1.
Peradaban Mesopotamia.
Pada zaman Mesopotamia ini telah dijalankan prinsip-prinsip
administrasi dan manajemen terutama di bidang pertanian, perdagangan,
komunikasi, pengangkutan terutama pengangkutan sungai bahkan masyarakat
Mesopotamia telah menggunakan logam sebagai alat tukar menukar yang
memperlancar jalannya perdagangan.
2.
Peradaban Babilonia
Administrasi perdagangan, pemerintahan, perhubungan dan
pengangkutan telah berkembang pula dengan baik sejak zaman Babilonia ini.
Peradaban Babilonia telah berhasil pula membina suatu sistem administrasi dan
manajemen dibidang teknologi, yaitu dengan adanya taman gantung yang sampai
saat ini belum dapat ditandingi oleh teknologi
manusia modern.
3.
Mesir Kuno
Analisis
terhadap peninggalan-peninggalan zaman pra sejarah, membuktikan bahwa di Mesir
kuno aspek administrasi dan manajemen yang sangat berkembang ialah penataan
usaha kerja sama di bidang pemerintahan, militer, perpajakan dan pertanian
(termasuk irigasi). Piramida di Mesir juga merupakan pembuktian bahwa dalam
pembangunan peninggalan sejarah itu telah melibatkan ratusan ribu orang yang
bekerjasama, dan tentunya didasari dengan perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan atau pengerahan tenaga, dan pengawasan yang sifatnya formal. Di
Mesir juga ditemukan bukti-bukti bahwa orang-orang Mesir telah menerapkan
system desentralisasi dan penggunaan staf penasehat 2000 tahun sebelum masehi.
4.
Tiongkok Kuno
Yang paling menonjol dan merupakan perkembangan yang belum pernah
terjadi sebelumnya ialah bahwa masyarakat dan pemerintahan Tiongkok Kuno telah
berhasil menciptakan suatu sistem Administrasi kepegawaian yang sangat baik.
Demikian baiknya ciptaan itu sehingga banyak prinsip-prinsip administrasi
kepegawaian modern yang terkenal dengan istilah “Merit System” itu dipinjam
dari prinsip-prinsip Administrasi kepegawaian Tiongkok Kuno.
Tokoh-tokoh
terkenal pada zaman ini adalah :
a)
Confusius
Beliau terkenal tidak hanya sebagai
ahli filsafat dan rohaniawan yang agung akan tetapi juga sebagai Negarawan dan
Administrator yang besar. Selama jabatannya sebagai perdana menteri, Tiongkok
Kuno menjadi sangat teratur, beliau telah menyusun apa yang ia sebut sebagai
ketentuan Administrasi negara (Rules of Public Administration) yang
merupakan kode etik bagi para pejabat pemerintah pada waktu itu.
b)
Chow
Chow pun pernah menjabat sebagai
perdana menteri Tiongkok Kuno. Beliau telah menciptakan apa yang disebut
Undang-Undang Chow (The Constitution of Chow) yang merupakan
syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh setiap pegawai negeri. Syarat-syarat itu
cukup berat sekalipun dilihat dari kacamata modern sekarang ini, yaitu :
kejujuran, kecakapan, pengabdian kepada kepentingan umum, pengetahuan yang
mendalam tentang kondisi negara,, kemampuan selalu sibuk dan produktif.
c)
Moti
Beliau
ini dipandang sebagai perdana menteri yang berpandangan sosialime pertama di
dunia dan sumbangnnya yang terpenting adalah perbaikan di bidang pertanian.
5.
Romawi
Kuno.
Pekembangan Administrasi pada zaman
Romawi Kuno dibuktikan dengan adanya ahli filsafat terkenal yaitu CICERO,
terutama dalam 2 bukunya yang masing-masing berjudul “ De Office ” dan “
De Legibus (The Low). Dalam buku
tersebut dijelaskan bahwa pemerintah Romawi Kuno telah berhasil memerintah
daerah yang sangat luas dengan penggunaan apa yang dikenal sekarang dengan
istilah “System Approach”. Tugas-tugas pemerintah dibagi dalam
departemen-departemen yang disebut “Magistrates” yang dipimpin oleh
seorang magistrator. Disamping itu, pemerintah Romawi Kuno telah berhasil pula
mengembangkan Administrasi Militer, Administrasi Pajak, Administrasi
Perhubungan lebih dari zaman-zaman sebelumnya.
6.
Yunani
Kuno.
Sumbangan
terkenal dari Yunani Kuno yang mempengaruhi jalannya proses administrasi ialah
pengembangan konsep demokrasi. Meskipun konsep demokrasi pada zaman Yunani Kuno
berbeda dengan konsep yang kini umum belaku di dunia. Sebagaimana diketahui,
demokrasi dalam bahasa Yunani terdiri dari 2 kata yaitu “demos” yang berarti rakyat dan “krato” yang
berarti kekuasaan. Jadi kekuasaan rakyat. Letak perbedaan konsep demokrasi di
kala itu dan sekarang ialah terletak pada perbedaan interpretasi tentang
“rakyat”. Yang tergolong kepada rakyat dari suatu polis (Negara kota) pada
zaman yunani kuno hanya terbatas pada mereka yang memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
a.
Pria
b.
Dewasa
( 21 Tahun )
c.
Lahir
di Athena ( sebagai polis terbesar dan
terpenting )
d.
Orang
Tua warga negara Athena.
Pembatasan
pengertian “rakyat” ini memang logis bagi rakyat Yunani Kuno karena 75 % dari
penduduk Athena terdiri dari pendatang atau budak belian.
Dengan
pembatasan-pembatasan ini pun Yunani Kuno telah berhasil menciptakan parlemen
pertama di dunia yang pada waktu itu disebut “Dewan Orang-Orang Tua yang
Bijaksana”. Urusan-urusan di bidang pertahanan diatur sendiri oleh suatu
dewan yang disebut “Dewan Militer”.
Suatu ciri khas dari masyarakat Yunani
Kuno ialah bahwa orang-orang yang tergabung sebagai rakyat, paling sedikit satu
kali dalam hidupnya harus menjadi pegawai negeri tanpa bayaran.
Dengan uraian perkembangan
Administrasi pada fase Pra Sejarah ini, jelas menunjukkan bahwa pada mulanya
Administrasi Negara berkembang jauh lebih pesat dari Administrasi Niaga,
sedangkan pada zaman modern sekarang ini kelihatannya keadaannya terbalik.
Penyebabnya antara lain ialah perkembangan industri dan teknologi yang sangat pesat.
Fase Sejarah ( Tahun 1 M sampai dengan 1886 )
Dalam
fase ini timbul di daerah Eropa tiga kelompok sarjana yang terdapat pada 3
negara yang berbeda-beda dan mempunyai pandangan yang garis besarnya sama yaitu
:
1.
Kaum Kameralisten yang terdapat di Jerman dan
Australia.
2.
Kaum Merkantilizen di Inggris, dan
3.
Kaum Fisiokraten di Perancis.( Siagian, 1977)
Mereka ini sebenarnya adalah
pelopor-pelopor Administrasi ilmiah, karena inti dari teori-teori mereka ialah
bahwa perekonomian dari pada suatu negara hanya bisa akan kuat apabila
kegiatan-kegiatan administrasi dan manajemen dilaksanakan sebaik-baiknya, akan
tetapi administrasi dan manajemen belum diketemukan pada waktu itu, maka mereka
digolongkan sebagai ahli ekonomi.
Bukti yang dapat diketengahkan dari
ketiga kelompok ahli tersebut sebagai pelopor Administrasi dan manajemen ilmiah
ialah hasil karya mereka, diantaranya adalah George Von zincke
yang telah menghasilkan 537 karya ilmiah dari 175 diantaranya membahas
Administrasi pertanian.
Charles Babbage, yang
pada permulaan abad 18 telah menulis buku yang berjudul “The Economy of
manufacture” dalam buku tersebut
mengemukakan pentingnya efisiensi dalam usaha mencapai tujuan. Namun selama
hampir satu abad hasil karya ini terlupakan dan baru diselidiki kembali setelah
lahirnya manajemen ilmiah ( scientific management movement ), yang dipelopori oleh Frederick Winslow Taylor
di Amerika Sertikat. Gerakan ini dimulai tahun 1886 dan menandai 2 hal
yaitu : (1) berakhirnya status administrasi dan manajemen sebagai seni
semata-mata, tetapi mulai berdwistatus karena administrasi dan manajemen itu berstatus
pula sebagai ilmu, dan (2) berakhirnya
fase sejarah dalam perkembangan administrasi dan manajemen dan tibanya fase
modern yang dimulai pada tahun 1886 dan
yang masih berlangsung terus hingga dewasa ini.
Fase
Modern
Fase modern ini ditandai dengan lahirnya
gerakan Manajemen Ilmiah yang dipelopori F.W.Taylor sebagai seorang
sarjana Pertambangan. Taylor memperhatikan bahwa effisiensi dan produktifitas
buruh tidak terlalu tinggi disebabkan terlalu banyaknya waktu dan gerak-gerik
kaum buruh yang tidak produktif. Kemudian Taylor mengadakan penyelidikan
tentang hal-hal tersebut yang disebut “ Time and Motion Study “ dan hasilnya
dituliskan dalam suatu buku yang berjudul “ The Principles of Scientific
Management “ dan diterbitkan pada tahun 1911 setelah terlebih dahulu
dibacakan dalam kongres para sarjana teknik
Amerika.
Demikian pula di Prancis seorang ahli
pertambangan yang bernama Henri Fayol. Beliau menyelidiki sebab
musabab kegagalan perusahaan yang ditempatinya bekerja. Berkat usahanya itu
perusahaan tersebtu dapat diselamtkan dari kehancuran. Dan kemudian hasil
pemikirannya itu dituangkan dalam suatu buku yang terbit pada tahun 1916, dan
pada tahun 1930 diterjemahkan kedalam ke dalam bahasa inggris dengan judul “
General and Industrial Management “.
Pada dasarnya kedua tulisan dari ahli
tersebut diatas saling melengkapi, karena Taylor menyoroti pada
pelaksana dan pimpinan tingkat rendah, sedang Fayol menyoroti
golongan pimpinan tingkat atas dari suatu organisasi.
Kedua tokoh inilah yang memegang peranan dan
memberikan sumbangan yang sangat besar dalam meletakkan dasar pertumbuhan
administrasi dan manajemen sebagai ilmu pengetahuan. Karenanya F.W.
Taylor dijuluki sebagai Bapak Gerakan Managemen Ilmiah dan H.
Fayol dijuluki sebagai Bapak Teori Administrasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar