Sabtu, 28 April 2012

SEJARAH PERTUMBUHAN ADMINISTRASI NEGARA


SEJARAH PERTUMBUHAN ADMINISTRASI NEGARA
 Administrasi sebagai ilmu pengetahuan (science) baru berkembang sejak akhir abad yang lalu (abad XIX), tetapi adminitrasi sebagai suatu seni (art) atau administrasi dalam praktek, timbul bersamaan dengan timbulnya peradaban manusia. Sebagai ilmu pengetahuan, administrasi merupakan suatu fenomena masyarakat yang baru, karena baru timbul sebagai suatu cabang dari I1mu-ilmu Sosial, termasuk perkembangannya di Indonesia. Sekalipun administrasi sebagai ilmu pengetahuan baru berkembang di Indonesia, dengan membawa prinsip-prinsip yang universal, akan tetapi dalam prakteknya harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi Indonesia dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempunyai pengaruh (impact) terhadap perkembangan ilmu administrasi sebagai suatu disiplin ilmiah yang berdiri sendiri.
Pengembangan di bidang administrasi dalam rangka peningkatan kemampuan administratif (administrative capability), bukan saja diperuntukkan dalam lingkungan pemerintahan saja, tetapi juga bagi organisasi-organisasi swasta, terutama dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional.
                Walaupun administrasi telah ada sejak zaman dahulu kala, yaitu sejak adanya dua orang manusia yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang mereka sepakati, belumlah berarti bahwa administrasi pada zaman itu sudah merupkan ilmu. Administrasi dan manajemen lahir pertama kali sebagai seni yang kemudian berkembang menjadi ilmu.
Adapun tahap-tahap perkembangan Administrasi dapat dikemukakan sebagai berikut:
A. Perkembangan Administrasi dan  Manajemen  sebagai  Seni
Pekembangan administrasi dan manajemen sebagai seni meneurut Siagian (1977) dapat dibagi menjadi 3 fase utama yaitu :
1.        Fase Pra Sejarah yang berakhir pada tahun 1 masehi.
2.        Fase Sejarah yang berakhir pada tahun 1886, dan
3.        Fase Modern yang dimulai pada tahun 1886 dan yang masih berlangsung hingga sekarang ini.

Fase Pra Sejarah

Banyak bukti-bukti yang menunjukkan bahwa prinsip-prinsip Administrasi telah dilaksanakan pada fase sejarah ini, meskipun mungkin masyarakat purba pada masa itu tidak secara sadar melaksanakannya.
Beberapa peradaban yang dapat di gunakan untuk melacak fenomena-fenomena administrasi dan manajemen serta prinsip-prinsip yang telah dijalankan sebagai bukti-bukti perkembangan administrasi dan manajemen dalam kurung waktu fase sejarah adalah sebagai berikut :
1.         Peradaban Mesopotamia.
Pada zaman Mesopotamia ini telah dijalankan prinsip-prinsip administrasi dan manajemen terutama di bidang pertanian, perdagangan, komunikasi, pengangkutan terutama pengangkutan sungai bahkan masyarakat Mesopotamia telah menggunakan logam sebagai alat tukar menukar yang memperlancar jalannya perdagangan.


2.         Peradaban Babilonia
Administrasi perdagangan, pemerintahan, perhubungan dan pengangkutan telah berkembang pula dengan baik sejak zaman Babilonia ini. Peradaban Babilonia telah berhasil pula membina suatu sistem administrasi dan manajemen dibidang teknologi, yaitu dengan adanya taman gantung yang sampai saat ini belum dapat ditandingi oleh teknologi   manusia modern.
3.         Mesir Kuno
Analisis terhadap peninggalan-peninggalan zaman pra sejarah, membuktikan bahwa di Mesir kuno aspek administrasi dan manajemen yang sangat berkembang ialah penataan usaha kerja sama di bidang pemerintahan, militer, perpajakan dan pertanian (termasuk irigasi). Piramida di Mesir juga merupakan pembuktian bahwa dalam pembangunan peninggalan sejarah itu telah melibatkan ratusan ribu orang yang bekerjasama, dan tentunya didasari dengan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan atau pengerahan tenaga, dan pengawasan yang sifatnya formal. Di Mesir juga ditemukan bukti-bukti bahwa orang-orang Mesir telah menerapkan system desentralisasi dan penggunaan staf penasehat 2000 tahun sebelum masehi.
4.         Tiongkok Kuno
Yang paling menonjol dan merupakan perkembangan yang belum pernah terjadi sebelumnya ialah bahwa masyarakat dan pemerintahan Tiongkok Kuno telah berhasil menciptakan suatu sistem Administrasi kepegawaian yang sangat baik. Demikian baiknya ciptaan itu sehingga banyak prinsip-prinsip administrasi kepegawaian modern yang terkenal dengan istilah “Merit System” itu dipinjam dari prinsip-prinsip Administrasi kepegawaian Tiongkok Kuno.
Tokoh-tokoh terkenal pada zaman ini adalah :
a)           Confusius
Beliau terkenal tidak hanya sebagai ahli filsafat dan rohaniawan yang agung akan tetapi juga sebagai Negarawan dan Administrator yang besar. Selama jabatannya sebagai perdana menteri, Tiongkok Kuno menjadi sangat teratur, beliau telah menyusun apa yang ia sebut sebagai ketentuan Administrasi negara (Rules of Public Administration) yang merupakan kode etik bagi para pejabat pemerintah pada waktu itu.
b)           Chow
Chow pun pernah menjabat sebagai perdana menteri Tiongkok Kuno. Beliau telah menciptakan apa yang disebut Undang-Undang Chow (The Constitution of Chow) yang merupakan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh setiap pegawai negeri. Syarat-syarat itu cukup berat sekalipun dilihat dari kacamata modern sekarang ini, yaitu : kejujuran, kecakapan, pengabdian kepada kepentingan umum, pengetahuan yang mendalam tentang kondisi negara,, kemampuan selalu sibuk dan produktif.
c)            Moti
Beliau ini dipandang sebagai perdana menteri yang berpandangan sosialime pertama di dunia dan sumbangnnya yang terpenting adalah perbaikan di bidang pertanian.

5.         Romawi Kuno.
Pekembangan Administrasi pada zaman Romawi Kuno dibuktikan dengan adanya ahli filsafat terkenal yaitu CICERO, terutama dalam 2 bukunya yang masing-masing berjudul “ De Office ” dan “ De Legibus  (The Low). Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa pemerintah Romawi Kuno telah berhasil memerintah daerah yang sangat luas dengan penggunaan apa yang dikenal sekarang dengan istilah “System Approach”. Tugas-tugas pemerintah dibagi dalam departemen-departemen yang disebut “Magistrates” yang dipimpin oleh seorang magistrator. Disamping itu, pemerintah Romawi Kuno telah berhasil pula mengembangkan Administrasi Militer, Administrasi Pajak, Administrasi Perhubungan lebih dari zaman-zaman sebelumnya.
6.         Yunani Kuno.
Sumbangan terkenal dari Yunani Kuno yang mempengaruhi jalannya proses administrasi ialah pengembangan konsep demokrasi. Meskipun konsep demokrasi pada zaman Yunani Kuno berbeda dengan konsep yang kini umum belaku di dunia. Sebagaimana diketahui, demokrasi dalam bahasa Yunani terdiri dari 2 kata yaitu “demos”  yang berarti rakyat dan “krato” yang berarti kekuasaan. Jadi kekuasaan rakyat. Letak perbedaan konsep demokrasi di kala itu dan sekarang ialah terletak pada perbedaan interpretasi tentang “rakyat”. Yang tergolong kepada rakyat dari suatu polis (Negara kota) pada zaman yunani kuno hanya terbatas pada mereka yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a.         Pria
b.        Dewasa ( 21 Tahun )
c.         Lahir di  Athena ( sebagai polis terbesar dan terpenting )
d.        Orang Tua warga negara Athena.
Pembatasan pengertian “rakyat” ini memang logis bagi rakyat Yunani Kuno karena 75 % dari penduduk Athena terdiri dari pendatang atau budak belian.
Dengan pembatasan-pembatasan ini pun Yunani Kuno telah berhasil menciptakan parlemen pertama di dunia yang pada waktu itu disebut “Dewan Orang-Orang Tua yang Bijaksana”. Urusan-urusan di bidang pertahanan diatur sendiri oleh suatu dewan yang disebut  “Dewan Militer”.
Suatu ciri khas dari masyarakat Yunani Kuno ialah bahwa orang-orang yang tergabung sebagai rakyat, paling sedikit satu kali dalam hidupnya harus menjadi pegawai negeri tanpa bayaran.
Dengan uraian perkembangan Administrasi pada fase Pra Sejarah ini, jelas menunjukkan bahwa pada mulanya Administrasi Negara berkembang jauh lebih pesat dari Administrasi Niaga, sedangkan pada zaman modern sekarang ini kelihatannya keadaannya terbalik. Penyebabnya antara lain ialah perkembangan industri  dan teknologi yang sangat pesat.
Fase Sejarah ( Tahun 1 M sampai dengan 1886 )
Dalam fase ini timbul di daerah Eropa tiga kelompok sarjana yang terdapat pada 3 negara yang berbeda-beda dan mempunyai pandangan yang garis besarnya sama yaitu :
1.      Kaum Kameralisten yang terdapat di Jerman dan Australia.
2.      Kaum Merkantilizen di Inggris, dan
3.      Kaum Fisiokraten di Perancis.( Siagian, 1977)
Mereka ini sebenarnya adalah pelopor-pelopor Administrasi ilmiah, karena inti dari teori-teori mereka ialah bahwa perekonomian dari pada suatu negara hanya bisa akan kuat apabila kegiatan-kegiatan administrasi dan manajemen dilaksanakan sebaik-baiknya, akan tetapi administrasi dan manajemen belum diketemukan pada waktu itu, maka mereka digolongkan sebagai  ahli ekonomi.
Bukti yang dapat diketengahkan dari ketiga kelompok ahli tersebut sebagai pelopor Administrasi dan manajemen ilmiah ialah hasil karya mereka, diantaranya adalah George Von zincke yang telah menghasilkan 537 karya ilmiah dari 175 diantaranya membahas Administrasi pertanian.
Charles Babbage, yang pada permulaan abad 18 telah menulis buku yang berjudul “The Economy of manufacture  dalam buku tersebut mengemukakan pentingnya efisiensi dalam usaha mencapai tujuan. Namun selama hampir satu abad hasil karya ini terlupakan dan baru diselidiki kembali setelah lahirnya manajemen ilmiah ( scientific management movement ), yang  dipelopori oleh Frederick Winslow Taylor di Amerika Sertikat. Gerakan ini dimulai tahun 1886 dan menandai 2 hal yaitu : (1) berakhirnya status administrasi dan manajemen sebagai seni semata-mata, tetapi mulai berdwistatus karena administrasi dan manajemen itu berstatus pula sebagai ilmu, dan (2)  berakhirnya fase sejarah dalam perkembangan administrasi dan manajemen dan tibanya fase modern yang dimulai pada tahun 1886 dan  yang masih berlangsung terus hingga dewasa ini.
Fase Modern
Fase modern ini ditandai dengan lahirnya gerakan Manajemen Ilmiah yang dipelopori F.W.Taylor sebagai seorang sarjana Pertambangan. Taylor memperhatikan bahwa effisiensi dan produktifitas buruh tidak terlalu tinggi disebabkan terlalu banyaknya waktu dan gerak-gerik kaum buruh yang tidak produktif. Kemudian Taylor mengadakan penyelidikan tentang hal-hal tersebut yang disebut “ Time and Motion Study “ dan hasilnya dituliskan dalam suatu buku yang berjudul “ The Principles of Scientific Management “ dan diterbitkan pada tahun 1911 setelah terlebih dahulu dibacakan dalam kongres para sarjana teknik  Amerika.
Demikian pula di Prancis seorang ahli pertambangan yang bernama Henri Fayol. Beliau menyelidiki sebab musabab kegagalan perusahaan yang ditempatinya bekerja. Berkat usahanya itu perusahaan tersebtu dapat diselamtkan dari kehancuran. Dan kemudian hasil pemikirannya itu dituangkan dalam suatu buku yang terbit pada tahun 1916, dan pada tahun 1930 diterjemahkan kedalam ke dalam bahasa inggris dengan judul “ General and Industrial  Management “.
Pada dasarnya kedua tulisan dari ahli tersebut diatas saling melengkapi, karena Taylor menyoroti pada pelaksana dan pimpinan tingkat rendah, sedang Fayol menyoroti golongan pimpinan tingkat atas dari suatu organisasi.
Kedua tokoh inilah yang memegang peranan dan memberikan sumbangan yang sangat besar dalam meletakkan dasar pertumbuhan administrasi dan manajemen sebagai ilmu pengetahuan. Karenanya F.W. Taylor dijuluki sebagai Bapak Gerakan Managemen Ilmiah dan H. Fayol dijuluki sebagai Bapak Teori Administrasi.

Tentang wanita di otak laki-laki

Tentang Wanita di “OTAK” Lelaki Assalamaualaikum Wr Wb Selepas shalat Subuh, saya menemukan artikel yg sangat menarik. tetapi tidak tahu siapa penulisnya. tapi menurut saya ini perlu direnungkan untuk kita kususnya para muslimah :) ===================================================== Kamu tau kenapa saya suka wanita itu pakai jilbab? Jawabannya sederhana, karena mata saya susah diajak kompromi. Bisa dibayangkan bagaimana saya harus mengontrol mata saya ini mulai dari keluar pintu rumah sampai kembali masuk rumah lagi. Dan kamu tau? Di kampus tempat saya seharian disana, kemana arah mata memandang selalu saja membuat mata saya terbelalak. Hanya dua arah yang bisa membuat saya tenang, mendongak ke atas langit atau menunduk ke tanah. Melihat kedepan ada perempuan berlenggok dengan seutas “Tank Top”, noleh ke kiri pemandangan “Pinggul/udel terbuka”, menghindar kekanan ada sajian “Celana ketat plus You Can See”, balik ke belakang dihadang oleh “Dada indah/montok menantang!” Astaghfirullah… kemana lagi mata ini harus memandang? Kalau saya berbicara nafsu, ow jelas sekali saya suka. Kurang merangsang itu mah! Tapi sayang, saya tak ingin hidup ini dibaluti oleh nafsu. Saya juga butuh hidup dengan pemandangan yang membuat saya tenang. Saya ingin melihat wanita bukan sebagai objek pemuas mata. Tapi mereka adalah sosok yang anggun mempesona, kalau dipandang bikin sejuk di mata. Bukan paras yang membikin mata panas, membuat iman lepas ditarik oleh pikiran “ngeres” dan hatipun menjadi keras. Andai wanita itu mengerti apa yang sedang dipikirkan oleh laki-laki ketika melihat mereka berpakaian seksi, saya yakin mereka tak mau tampil seperti itu lagi. Kecuali bagi mereka yang memang punya niat untuk menarik lelaki untuk menikmati “aset berharga” yang mereka punya. Istilah seksi kalau boleh saya definisikan berdasar kata dasarnya adalah penuh daya tarik seks. Kalau ada wanita yang dibilang seksi oleh para lelaki, janganlah berbangga hati dulu. Sebagai seorang manusia yang punya fitrah dihormati dan dihargai semestinya anda malu, karena penampilan seksi itu sudah membuat mata lelaki menelanjangi anda, membayangkan anda adalah objek syahwat dalam alam pikirannya. Berharap anda melakukan lebih seksi, lebih… dan lebih lagi. Dan anda tau apa kesimpulan yang ada dalam benak sang lelaki? Yaitunya: anda bisa diajak untuk begini dan begitu alias gampangan! Mau tidak mau, sengaja ataupun tidak anda sudah membuat diri anda tidak dihargai dan dihormati oleh penampilan anda sendiri yang anda sajikan pada mata lelaki. Jika sesuatu yang buruk terjadi pada diri anda, apa itu dengan kata-kata yang nyeleneh, pelecehan seksual atau mungkin sampai pada perkosaan. Siapa yang semestinya disalahkan? Saya yakin anda menjawabnya “lelaki” bukan? Oh betapa tersiksanya menjadi seorang lelaki normal di jaman sekarang ini. Kalau boleh saya ibaratkan, tak ada pembeli kalau tidak ada yang jual. Simpel saja, orang pasti akan beli kalau ada yang nawarin. Apalagi barang bagus itu gratis, wah pasti semua orang akan berebut untuk menerima. Nah apa bedanya dengan anda menawarkan penampilan seksi anda pada khalayak ramai, saya yakin siapa yang melihat ingin mencicipinya. Begitulah seharian tadi saya harus menahan penyiksaan pada mata ini. Bukan pada hari ini saja, rata-rata setiap harinya. Saya ingin protes, tapi mau protes ke mana? Apakah saya harus menikmatinya…? tapi saya sungguh takut dengan Zat yang memberi mata ini. Bagaimana nanti saya mempertanggungjawabkan nanti? sungguh dilema yang berkepanjangan dalam hidup saya. Allah Taala telah berfirman: “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya”, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita beriman “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya.” (QS. An-Nuur : 30-31). Jadi tak salah bukan kalau saya sering berdiam di ruangan kecil ini, duduk di depan komputer menyerap sekian juta elektron yang terpancar dari monitor, saya hanya ingin menahan pandangan mata ini. Biarlah mata saya ini rusak oleh radiasi monitor, daripada saya tak bisa pertanggungjawabkan nantinya di Akhirat. Jadi tak salah juga bukan? kalau saya paling malas diajak ke mall, jjs, kafe, dan semacam tempat yang selalu menyajikan keseksian. Saya yakin, banyak laki-laki yang punya dilema seperti saya ini. Mungkin ada yang menikmati, tetapi sebagian besar ada yang takut dan bingung harus berbuat apa. Bagi anda para wanita apakah akan selalu bahkan semakin menyiksa kami sampai kami tak mampu lagi memikirkan mana yang baik dan mana yang buruk. Kemudian terpaksa mengambil kesimpulan menikmati pemadangan yang anda tayangkan? So, saudaraku muslimah berjilbablah … karena itu sungguh nyaman, tentram, anggun, cantik, mempesona dan tentunya sejuk dimata lelaki. Semoga kita bisa mengambil hikmah dari tulisan ini…. Wassalam

Jumat, 27 April 2012

RUANG LINGKUP ADMINISTRASI


RUANG LINGKUP ADMINISTRASI


A.  Administrasi sebagai ilmu (science) dan seni (art)

Administrasi sebagai ilmu pengetahuan (science) baru berkembang sejak akhir abad yang lalu (abad XIX), tetapi adminitrasi sebagai suatu seni (art) atau administrasi dalam praktek, timbul bersamaan dengan timbulnya peradaban manusia. Sebagai ilmu pengetahuan, administrasi merupakan suatu fenomena masyarakat yang baru, karena baru timbul sebagai suatu cabang dari I1mu-ilmu Sosial, termasuk perkembangannya di Indonesia. Sekalipun administrasi sebagai ilmu pengetahuan baru berkembang di Indonesia, dengan membawa prinsip-prinsip yang universal, akan tetapi dalam prakteknya harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi Indonesia dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempunyai pengaruh      (impact) terhadap perkembangan ilmu administrasi sebagai suatu disiplin ilmiah yang berdiri sendiri.
Pengembangan di bidang administrasi dalam rangka peningkatan kemampuan administratif (administrative capability), bukan saja diperuntukkan dalam lingkungan pemerintahan saja, tetapi juga bagi organisasi-organisasi swasta, terutama dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional.
Administrasi sebagai ilmu pengetahuan termasuk kelompok "applied sciences", karena manfaatnya hanya ada apabila prinsip-prinsip, rumus-rumus dan dalil-dalilnya diterapkan   untuk   meningkatkan   mutu   berbagai   kehidupan   bangsa   dan   negara. Sedangkan adaministrasi dalam praktek atau sebagai suatu seni pada jaman modern ini merupakan proses kegiatan yang perlu dikembangkan secara terus menerus, agar administrasi sebagai suatu sarana untuk mencapai tujuan benar-benar dapat berperan seperti yang diharapkan. Siagian (1989) mengungkapkan Administrasi sebagai proses kerja sama bukan merupakan hal yang baru karena ia timbul bersama-sama dengan timbulnya peradaban manusia. Tegasnya, administrasi sebagai seni merupakan social phenomenon.
Perlu dijelaskan bahwa administrasi sebagai ilmu pengetahuan tidak lepas kaitannya dengan ilmu-ilmu sosial lainnya. Adapun Ilmu Sosial yang mempunyai kaitan erat  dengan  Ilmu  Administrasi  adalah  Ilmu  Politik,  Ilmu  Hukum,  IImu  Ekonomi, Sejarah, Ilmu Jiwa, Filosofi, Antropologi dan Ethnologi.
B.   Penggolongan Ilmu Administrasi

Administrasi dapat dibedakan dalam 2 golongan yaitu:
1.      Administrasi Negara   (Public administration) yaitu kegiatan-kegiatan/proses/usaha di bidang kenegaraan.
a.       Yang dimaksud dengan Public administration menurut Pfiffner dan Presthus, bahwa Public administration is a process concerned with carrying out public   policies(Administrasi Negara adalah suatu proses yang berhubungan dengan pelaksanaan kebijaksanaan Negara).
b.      Dimock  mendeflinisikan  sebagai  berikut:  Public  Administration  is  the activity of the State in the exercise of its political power.(Administrasi Negara adalah kegiatan negara dalam melaksanakan kekuasaan/kewenangan politiknya).
2.         Administrasi Swasta/Niaga (Private/Business Administration), yaitu kegiatan- kegiatan/proses/usaha yang dilakukan di bidang swasta/niaga. Dalam bidang “Administrasi Niaga(Business Administration) dapat diartikan sebagai berikut: “Administrasi Niaga adalah kegiatan-kegiatan organisasi Niaga dalam usahanya mencapai tujuan yaitu mencari keuntungan (profit making).
3.          Perbedaan Administrasi Negara dan Administrasi Swasta/Niaga. Di bawah ini dijelaskan ruang lingkup kegiatan antara Administrasi Negara dan Administrasi Swasta/Niaga.
ADMINISTRASI NEGARA
ADMINISTRASI SWASTA/NIAGA
1.    Bertujuan memberikan pelayanan yang sebaik- baiknya kepada masyarakat (public service). misalnya pembuatan jalan/jembatan, pengairan, kesehatan, dan lain-lain.

2.    Dalam mencapai tujuan dilakukan berdasarkan ketentuan/peraturan perundang-undangan yang berlaku (legalistic approach).

3.     Dalam kegiatannya mengutamakan kebenaran sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan (birokrasi bureaucracy).

4.    Cara kerjanya dianggap kurang efisien (inefficient).

5.    Bersifat monopolistik karena mengutamakan kepentingan umum (no competition).

6.    Dalam kegiatannya ditujukan bagi kepentingan kesejahteraan rakyat banyak (social welfare),
1.       Bertujuan memperoleh keuntungan sebesar- besarnya (profit motive).

2.     Dalam mencapai tujuan dilakukan dengan kebijaksanaan yang bersifat menguntungkan (tidak sangat terikat dengan ketentuan yang telah diterapkan).

3.     Tidak selalu terikat dengan prosedur yang berlaku, tetapi mengutamakan hasil yang dicapai.

4.     Cara kerjanya sangat efisien (efficient).
5.     Dalam kegiatannya bersaing bebas (free competition).

6.     Dalam kegiatannya tidak mempertimbangkan kepentingan kesejahteraan rakyat tetapi memperhitungkan kepentingan kesejahteraan individu atau kelompok.


C. Perbedaan dan Kesamaan Arti Administrasi dan Managemen

Di bawah ini dikemukakan beberapa pendapat yang tidak membedakan arti administrasi dan managemen atau penggunaannya saling berkaitan.
1. Pendapat yang mempersamakan arti Administrasi dan Managemen.

a.  Newman, jelas-jelas tidak membedakan antara administrasi dan managemen.

Apa yang dimaksud dengan pengertian administrasi, termasuk pula pengertian managemen.
b. Dimock, mengemukakan dua kata itu saling terkait, ia mendefinisikan administrasi sebagai Administration (or management) is a planned approach to the solving of all kinds of problems in almost every individual or group activity both public or private (Administrasi atau managemen) adalah suatu pendekatan yang terencana terthadap permecahan semua masalah yang kebanyakan terdapat pada setiap individu atau kelompok baik negara atau swasta).
2.  Pendapat yang membedakan arti administrasi dan managemen.

a. Farland membedakan arti administrasi dan managemen sebagal berikut: Administration refers to the determination of major aims and policies, whereas management refers to the carrying out of operations designed to accomplish the aims  and  effectuate  policies    (Administrasi  ditujukan  terhadap  penentuan tujuan pokok dan kebijaksanaannya, sedangkan managemen ditujukan terhadap pelaksanaan  kegiatan  dengan  maksud  menyeliesaikan/mencapai  tujuan  dan pelaksanaan kebijaksanaan).

b.   Ordway Tead juga tegas-tegas membedakan arti administrasi dan managemen.

Hal ini dikemukakan oleh Farland, berikutAdministration is the process and agency which is responsible for the determination of the aims for which an organization and its management are to strive ... etc (Administrasi adalah suatu proses dan badan yang bertanggung jawab terhadap penentuan tujuan, di mana organisasi dan managemen digariskan, dan sebagainya).
Menurut Ordway Tead, administrasi sebagai suatu proses dan badan yang bertanggung   jawab   terhadap                        penentuan              tujuan,         di           mana          organisasi    dan managemen digariskan, di sini sifatnya menentukan garis besar daripada suatu kebijaksanaan dan pemberian pangarahan (general policies), sedangkan pada managemen, prosesnya ialah bagaimana secara langsung kegiatan kegiatan itu diiakukan untuk merealisasi suatu tujuan, dengan mengatur tindakan-tindakan itu agar dapat tercapai tujuan itu.
3.     Hubungan antara Administrasi, Organisasi dan Manajemen. berdasarkan atas teori Qrdway Tead dan Dalton Mc. Farland, dapat disimpulkan bahwa Administrasi terdiri atas Organisasi dan Managemen. Apabila mempelajari teori Dimock & Koenig, inti daripada Managemen ialah kepemimpinan (leadership is the key to management).
            Dalam hubungannya dengan proses pengambilan keputusan (decision making process) yang mempunyai tanggung jawab dalam pengambilan keputusan ialah kepala/pimpinan. Oleh karena itu dikatakan bahwa inti daripada kepemimpinan ialah pengambiian keputusan.
Selanjutnya dalam proses pengambilan keputusan, aleh Pimpinan yang perlu dipertimbangkan ialah hubungan antar mannusia (human relation), terutama hubungan antara pimpinan dan Bawahan, sebagai staf pimpinan. Dalam hal ini perlu dipertimbangkan sejauh manakah bantuan dari pihak bawahan (staf) kepada pimpinan dalam proses pengambilan keputusan. Oleh karena itu dikatakan dikatakan bahwa inti daripada pengambilan keputusan ialah hubungan antara manusia (Human relation)


Keterangan:

l. Administrasi

2. Organisasi

3. Managernen.

4. Kepemimpinan

5. Pengambilan Keputusan

6. Hubungan antar manusia







D.  Pengelompokan bidang Administrasi dan Teknis Fungsional:

1. Dalam pelaksanaan tugas pekerjaan baik oleh Pemerintah maupun Swasta/ Niaga, dalam teorinya dapat dibagi atas:
a. Bidang Administrasi.

b. Bidang Teknis Fungsional.

2. Pada Bidang Administrasi dapat dikelompokkan:

a.  Administrasi Umum.

b. Teknik-teknik pengelolaan/ Teknik-teknik manajemen (management techniques)

c.  Administrasi bidang pembangunan.

3. Administrasi Umum (general adminitstration):

a. Menurut penggolonganya Administrasi Umum dapat dibagi atas:

1) Administrasi Negara,

2) Admiristrasi Swasta/Niaga, Administrasi Negara dapat dibagi atas:
- Administrasoi sipil Negara (Public Military Administration)

- Administrasi Militer Negara (Public Military Administration).

- Administrasi Niaga Negara (Public Business Administration).

b.  Menurut  pengertiannya  Administrasi  Umum       itu  terdiri  atas:  Organisasi  dan Managemen (lihat pendapat O. Tead),. Beberapa pendapat mengatakan bahwa inti daripada Administrasi adalah manajemen.
c. Menurut aspek-aspek yang berlaku terhadap semua tingkatan Managemen, baik Managemen tingkat atas (Top Management), Managemen tingkat Menengah (Middle   Management)          dan      Managemen     tingkat                bawah                (SupervisorylLower Management, meliputi:
1.  Kepernimpinan (leadership).

2.  Koordinasi (coordination).

3.  Hubungan antar manusia (human relation).

4.  Komunikasi (communication).

5.  Hubungan masyarakat (public relation).

6.  Pengambilan keputusan (decision making).

7.  Perencanaan (planning).

8.  Pengorganisasian (organizing).

9.  Pengawasan (control) dan pengendalian (monitoring).

4.    Teknik-teknik pengelolaan (management Techniques). diarahkan terhadap Teknik- teknik pengelolaan managemen ini mencakup:
  1. Organisasi dan Metoda (organization and method).
  2. Sistem Perencanaan, Pembuatan program dan Anggaran (SIPPA), yang di- kembangkan dari konsep PPBS (Planning, Programming, and Budgeting systems)
  3. Sistem Managemen Informasi (Management Informasi Syistems)
  4. Operation Research (OR)
  5. System Analyses
  6. Teknik-teknik Perencanaan
  7. Teknik-teknik Pengambilan keputusan
  8. Statistik
  9. Sistem Kearsipan
  10. Administrasi Keuangan
  11. Administrasi Kepegawaian.
  12. Administrasi Material
  13. Administrasi Perkantoran
  14. Ketata Usahaan
  15. Dan lain-lain
5.  Administrasi Bidang Pembangunan.

Terdapat beberapa pendapat dalam administrasi bidang pembangunan ini:
a.       Pendapat pertama: Administrasi Pembangunan adalah Administrasi sesuatu proyek atau sektor pembangunan (Projects and Sectoral Administration).
b.      Pendapat kedua: Administrasi Pembangunan adalah dilihat dari proses  administrasi bidang pembangunan meliputi:
1.      Perurnusan Kebijaksanaan Pembangurian.

2.  Perencanaan dan Penyusunan Program.

3.  Pelaksanaan Rencana dan program Pembanguran.

4.  Pengawasan dan Pengendalian.

c. Pendapat ketiga administrasi bidang pernbangunan dilihat dari pembangunan administrasi atau        penyempurnaan administrasi (administrative reform). Administrasi bidang Pembangunan ini disebut juga The development of administration. Penyempurnaan administrasi ini meliputi:")
1.  Kelembagaan.

2.  Ketatalaksanaan.

3.  Kepegawaian.

4.  Sarana dan Fasilitas Kerja.


6. Bidang Teknis Fungsional,

Bidang teknis fungsional, yaitu yang menyangkut bidang teknis sesuai dengan tugas pokok Departemen instansi yang bersangkutan.
            Bidang teknis fungsional yang merupakan Substansi teknis dari sesuatu Departemen; Instansi, misalnya:
a.   limu Kesehatan adalah substansi teknis dari departemen Kesehatan. b.  Ilmu Pertanian adalah substansi teknis dari Departemen Pertanian. c.   Ilmu Keuangan adalah substansi teknis dari Departemen Keuangan.
d.  Ilmu Perpajakan adalah substansi teknis dari Direktorat Jendral Pajak.

e.   Ilmu pendidikan dan Kebudayaan adalah substansi teknis dari Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

f.   Ilmu Kepegawaian adalah substansi teknis dari badan Administrasi Kepega- waian Negara (BAKN).
g.  Ilmu Administrasi Negara adalah substansi tehais dari Lembaga Administrasi

Negara (LAN). h.  dan lain-lain.


7.        Teknik murni (Pure techniques).
            Teknik murni adalah bidang tehnik yang masih dikembangkan sebagai ilmu pengetahuan melalui pendidikan dan penelitian. Teknik murni ini belum menjadi substansi teknis dari suatu Departemen/lnstansi, tetapi masih dimiliki oleh Lembaga-Lembaga Pendidikan Tinggi yang ada. Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.   Ilmu Kesehatan/Kedokteran adalah menjadi subjek teknis pada Fakultas Ke- dokteran.
b.  Ilmu Pertanian adalah menjadi subjek teknis pada Fakultas/Institut Pertanian. c.   Ilmu Teknik Sipil adalah menjadi subyek teknis pada Fakaltas/Institut Teknik
teknologi).

d.  dan lain-lain.

E.        Kecakapan administratif/managemen dan teknis (administrative/managerial skill dan technical skill).
Henry Fayol berpendapat bahwa pada setiap tingkatan managemen, yaitu baik pada pimpinan tingkat atas (top management), pimpinan tingkat menengah (middle management), maupun pada   pimpinan tingkat bawah (lower management)> mempunyai beban tugas yang berbeda dalam penyelesaian pekerjaan.
Pada pimpinan tingkat bawah (Lower management), yang secara langsung menangani tugas-tugas yang bersifat operasional, diperlukan kecakapan/ketrampilan teknis (technical skill) yang lebih besar, sedangkan ketrampilan adminiseratif/ managemen  tidak  banyak  diperlukan,  sebab  mereka  secara  langsung  memimpin pelaksanaan kerja dengan memberikan petunjuk, bimbingan dan pengendalian kerja secara terus-menerus kepada bawahannya.
Pada pimpinan tingkat menengah (Middle Management), yang merupakan penghubung kebijaksanaan pimpinan tingkat atas, bagi keperluan pimpinan tingkat bawah, diperlukan kecakapan/ketrampilan untuk menterjemahkan kebijaksanaan itu secara  terperinci,  sehingga  dengan  mudah  dapat  menjadi  pedoman  atau  petunjuk dalam pelaksanaan tugas oleh pimpinan tingkat bawah. Untuk itu Henry Fayol mer.yebutkan bahwa bagi pimpinan tingkat Menengah, ketrampilan administra- tif/managemen (administrative/managerial skill) masih lebih besar dibandingkan dengan ketrampilan teknis (technical skill)
Pimpinan tingkat atas (Top Management) adalah orang-orang yang bertanggung jawab atas berhasilnya misi organisasinya. (oleh karena itu mereka adalath orang- orang yang harus mempunyai panandangan yang luwas, mempunyai kemampuan melihat ke depan, yang dapat membawa kemajuan bagi organisasinya. sebagai pimpinan mereka wajib menentukan kebijaksanaan (general policies) yang menggariskan tentang arah, tujuan dan sasaran-sasaran yang akan dicapai.
Di bawah ini Henry Fayol menggambarkan tingkat-tingkat Managemen sebagai berikut:
Tingkat-tingkat Kacakapan/ketrampilan dalam bidang Adminiatreai, managemen dan teknis operasional.
Tingket-tingkat
Managemen

Jabatan (staff)
Administrative ability/- skill
Managerial ability/skill
Technical ability/skill


Top management
1. Ministery state
Department
2. General manager

60%
50%

32%
40%

8%
10%
Middle management
3 . Plant manager
4.  Department Head
40%
35%
45%
35%
15%
30%
Supervisory
(lower) Management

5. Shop manager
6. Foreman

25%
15%

30%
25%

45%
60%
Pelaksana
7. Workman
5%
10%                 85%

KETERANGAN: Sebagai asumsi jabatan pada tingkat Departemen make:

1.   Ministery State Department             = Menteri
2.   General Manager                              = Dirjen/Sekjen/Irjen.
3.   Plant Manager                                  = Direktur/Kep. Biro/Pusat
4.   Department Head                             = Kep. Sub. Direktorat/Bag/Bid
5.   Shop Management .                          = Kap. Seksi/Sub. Bagian
6.   Foreman                                            = Kasubsi/Kaurusan
7.   Workman                                          = Pegawai/Pekerja
.
Tingkat-tingkat Managemen pada Organisasi Negara/Niaga.























K.T.O


Keterangan: M.T.A.   = managemen tingkat atas M.T.M. = managemen tingkat menengah M.T.B.       = managemen tingkat bawah
K.A.M.    = ketrampilan administrasi/manageme
K.T.O       = ketrampilan teknis operasional operasional.

F.        Perbedaan-perbedaan antara Administrasi dan Managemen ilmiah dan yang Non-Ilmiah
Administrasi dan Managemen dapat dianalisa dari dua segi. Segi pertama, ialah Administrasi  dan  Managemen  sebagai  suatu  ”seni”  yang  sebagai  suatu  fenomenon sosial telah timbul sejak timbulnya peradaban manusia. Sebagai suatu fenomenon sosial Administrasi dan Managemen yang telah berkembang sejak zaman purba hingga timbulnya ”Gerakan managemen ilmiah” tidak didasarkan kepada keilmuan (dus non- ilmiah).
            Segi kedua, ialah Administrasi dan Managemen yang telah bersifat keilmuan yang ”lahir” pada tahun 1886 dan masih terus berlangsung hingga sekarang ini. Karena Administrasi  dan  Managemen  sekarang  ini  sudah  merupakan  suatu ”artistic science   dan   scientific   art,   maka   ada   perbedaan-perbedaannya   jika dibandingkan dengan situasi di mana Administrasi dan Managemen itu hanya bersifat ”seni” semata mata.
Perbedaan-perbedaan antara Adaministrasi dan Managemen yang Ilmiah dan non- ilmiah itu ialah sebagai berikut:
1. Filsafat yang dianut.

a. Administrasi dan Managemen yang ilmiah menganut filsafat yang people centered yang berarti memandang dan memperlakukan manusia itu tidak hanya sebagai  sifat           pelaksana  semata-mata,                akan   tetapi          sebagai                 oknum      yang berkepribadian, bertujuan, bercita-cita dan mempunyai rasio. Telah disadari pula bahwa justru oleh karena rasio inilah manusia dapat merupakara faktor pendorong ke arah efisiensi jika ia dipandang dan diperlakukan sesuai dengan martabatnya sebagai   manusia.   Akan   tetapi   manusia   yang   sama   dapat   menjadi   faktor penghalang      utama  ke        arah                tercapainya efisiensi     jika            ia dipandang         dan diperlakukan sebagai mesin dan/atau alat-alat produksi lainnya yang tidak berkepribadian dan martabat yang tinggi.
b.   Administrasi dan managemen non-ilmiah menganut filsafat yang job centered” yang berarti bahwa dalam usaha mencapai tujuan, yang penting adalah tugas- tugas yang harus dilaksanakan agar supaya selesai tepat pada waktunya.
2. Approach yang dipergunakan.

a.   Administrasi  dan  managemen  yang  ilmiah  oleh  para  pelaksananya  semakin disadari bahwa sumber-sumber yang tersedia semakin terbatas. Karena itu approach yang dipergunakan adalah approach efficiency and economy - pelaksanaan tugas yang efisien dan ekonomis- yang berarti bahwa sumber-sumber yang   dipergunakan   harus   semakin   kecil   dibandingkan   dengan   hasil   yang diperoleh. Perbandingan antara input dengan output harus negatif. Jika input lebih kecil dari output, maka tingkat efisiensi tertentu telah dicapai. Jika perbandingan antara input dengan output sama dengan 1:1, maka hanya breakeven point yang tercapai. Jika output lebih kecil dari input maka terdapat keadaan inefisiensi sebagai akibat adanya pemborosan, duplikasi dan ketidak-serasian kerja.
b.   Approach  Administrasi  dan  managemen  non-ilmiah  adalal  ”efektifitas”  yang berarti bahwa dalam proses administrasi dan managemen, tercapainya tujuanlah yang terpenting tidak perduli pengorbanan yang diberikan.
3. Metode kerja.

a.   Administrasi dan managemen ilmiah menggunakan metode kerja yang sistematis dalam bentuk sistem dan prosedur kerja yang sederhana dan sesuai dengan kebutuhan, proses pengambilan keputusan yang didasarkan atas data-data yang up to date, lengkap dan dapat dipercayai, penempatan orang yang sesuai dengan bakat dan keahliannya (the right man in the right place) struktur yang sederhana dan saluran komunikasi yang bersifat fourway trafic (vertikal dengan dua arah dan horizontal dengan dua arah pula).
b.  Administrasi dan managemen non-ilmiah menggunakan metode kerja yang tidak sistematis dan cara bekerja sering didasarkan kepada sistem coba-coba (trial and error) yang sering mengakibatkan kesalahan, kekeliruan, salah perhitungan dan pemborosan.
4. Cara bekerja.

a.   Administrasi    dan    managemen    yang    ilmiah    bekerja    dengan    cara    yang revolusioner dan cepat.
b.  Administrasi   dan   managemen   non-ilmiah   bekerja   dengan   cara-cara   yang tradisional telah dijalankan, kurang daya cipta serta lamban.

VI.  Literatur

1.   Atmosudirdjo, Prajudi, 1985, Dasar-Dasar Ilmu Administrasi, Ghalia Indonesia, Jakarta
2.   Handayaningrat,     Soearno,      2000,     Pengantar     Ilmu     Administrasi     dan manajemen,CV Haji Masagung,  Jakarta
3.   Siagian, P. Sondang, 2001, Kerangka Dasar Ilmu Administrasi, Rineka Cipta, Jakarta
4.   Siagian  P.  Sondang,  1996,  Filsafat  Administrasi,  PT  Toko  Gunung  Agung, Jakarta